
Gol adalah tujuan utama permainan sepak bola. Seringkali, dia didapat dengan usaha keras nan melelahkan. Tak mengherankan, muncul beragam gaya sesaat setelah tercipta.
Ada yang terlihat sederhana dan membosankan seperti Alan Shearer. Ia hampir selalu mengangkat satu tangannya ke udara usai menjebol gawang lawan. Ada juga yang nyentrik dengan membuka baju lalu berpose ala binaragawan seperti Mario Balotelli.
Yang mana yang lebih baik? Tak ada jawaban pasti. Bebas! Karena ini perihal selera. Gaya-gaya merayakan gol memang tak pernah dibukukan seperti Kamasutra. Yang penting, emosi yang sempat tertahan bisa dikeluarkan.
Sewaktu kecil, usai membobol gawang tim lawan dalam sebuah permainan di lapangan tak jauh dari rumah, saya pernah mencontek gaya Brian Laudrup usai mencetak gol ke gawang Brasil di Piala Dunia 1998. Merebahkan badan ke lapangan, lalu menopang kepala dengan satu tangan. Bak model yang biasa berpose di halaman majalah.
Musabab masih bocah, saya memohon maaf atas selebrasi nyontek tersebut. Dan, harap maklum pula atas gaya sekumpulan bocah di akademi Ajax Amsterdam yang meniru selebrasi kondang Cristiano Ronaldo –melompat sambil memutar badan, lalu merentangkan tangan.
Kami sepertinya masih terlalu polos untuk paham jika terkadang ada makna dan pesan di balik sebuah selebrasi.
Pemain belakang Real Madrid Sergio Ramos tentu berbeda. Ketika ia menyontek selebrasi Cristiano Ronaldo di sebuah acara UNICEF, tentu itu adalah bagian hiburan kepada anak-anak yang ada di sana.
Bagi Ramos, selebrasi tak sesederhana itu. Ada pesan dan makna di baliknya. Pada 2011 lalu, ia merentangkan tangan sambil mengeluarkan gigi usai mencetak gol ke gawang Lyon di Liga Champions Eropa. Rupanya, selebrasi itu adalah bentuk penghormatannya kepada legenda Real Madrid: Ronaldo “Brasil” Nazario de Lima.
Lalu, apa makna dan pesan yang pengin disampaikan salah seorang pemain tim nasional Indonesia Zulham Zamrun, yang latah berselebrasi ala Cristiano Ronaldo? Ia beberapa kali melakukannya usai mencetak gol.
Kata seorang teman, barangkali itu wujud respek dan penghargaan Zulham untuk CR7. Persis seperti tindakan Sergio Ramos terhadap Ronaldo. Entahlah. Tapi mungkin juga selebrasi Zulham itu menyampaikan pesan berbeda. Bahwa sejatinya, kita memang hanya negara suporter sepak bola yang masih bermimpi lewat layar kaca.
(AF)
Ternyata masih update blog kau…